With Him [Part 1]

Title : With Him [Part 1]

Author : Lee Minyoung

Genre : Humor, Friendship, Romance, Hurt/Comfort

Rating : PG-13

Length : MultiChapter

Cast :

• Cho Kyuhyun
• Choi Sooyoung

Support Cast :

• Seo Joohyun
• Kim Ryeowook
• Son Naeun
• Lee Gikwang

A/N: Ne, annyeonghaseyo! Maaf, post part satunya lama. Lagi banyak Job #Jiaaaah. Oya, tentang yang prolog itu.. Adakah yang sadar kalau tulisan di covernya itu “WITH YOU”? Sedangkan nama FF ini adalah “WITH HIM”. Maaf, ya? Maklum authornya lagi banyak pikiran #curcol. Tapi, di part 1 ini sudah di ganti kok :D. Yosh! Sudah basa-basinya! So, Happy Read! ^^

——————————————————————————————————————-

 “Naega neol jibe isseodo dwaeyo? (Dapatkah aku tinggal di rumahmu?)” Gadis itu memelototkan matanya.

“Mwo?!” pemuda itu menganggukan kepalanya cepat. Gadis itu semakin memelototkan matanya.

“Micheosseo?” gadis itu mendesis pelan. “Aniyo. Ayolah, agasshi. Aku butuh tempat tinggal saat ini.” Pemuda di depannya makin memelas.

“Emmm,” gadis itu terlihat berpikir sejenak. “Arraseoyo. Kau boleh tinggal di rumah ku, ajusshi.” Ucapnya kemudian. Tanpa diketahui sang gadis, pemuda yang meminta tinggal dirumahnya itu menjambak rambutnya pelan.

“Agasshi. Tolong jangan panggil aku ‘ajusshi’ lagi.” Sang pemuda mengatakannya dengan nada dingin.

“Eh? Lalu aku panggil apa? Habisnya, aku tak tahu namamu.” Tutur si gadis polos.

“Ah, geureomyo. Jeoneun Cho Kyuhyun imnida.” Pemuda itu lalu membungkuk. Karena melihat lawan bicaranya membungkukkan badan, gadis itu ikut membungkukkan badannya.

“Ne, salam kenal. Jeoneun Choi Sooyoung imnida. Ah, apakah kau membawa barang-barangmu, Kyuhyun-ssi?” pemuda itu mengangguk. “Ne, ada di mobil. Chamkkamanyo. Emm, mau ikut naik mobilku, Sooyoung-ssi?”

“Kalau boleh.” Pemuda –Kyuhyun- itu tersenyum. “Tentu saja boleh.” Gadis itu ikut tersenyum.

“Kayo (ayo pergi).” Ajak Kyuhyun. Sooyoung mengikutinya.

“Nah, ini mobilku. Deulogayo(masuklah).” Ucap Kyuhyun sambil membukakan pintu mobilnya.

“Eum! Gamshamnida.” Sooyoung lalu masuk kedalam mobil Kyuhyun. Kyuhyun pergi menuju pintu satunya, dan masuk. Ia melihat Sooyoung kedinginan.

“Emm, apakah aku perlu menghidupkan penghangat mobilnya, Sooyoung-ssi?” Sooyoung menoleh lalu tersenyum.

“Aniyo, pilryeo eobseo (tidak perlu/tidak usah).” Kyuhyun tetap menghidupkan penghangat mobil itu.

“Jangan keras kepala. Kau kedinginan kan?” Sooyoung menunduk malu. “Ah, dwaesseoyo. Sekarang, ayo kita ke rumahmu.”

“Ne.”

——————————————————————————————————————-

Selama di perjalanan. Tak ada yang mau membuka suaranya. Sooyoung hanya memandang keluar jendela mobil, sedangkan Kyuhyun focus pada jalanan.

CKITTT

Tiba-tiba saja ada sebuah mobil yang menyalip dengan brutal dari arah kanan mobil Kyuhyun. Sontak saja, Kyuhyun mengerem mobilnya, agar tak terjadi kecelakaan.

“Gwaenchanaseyo? Sooyoung-ssi?” Tanya Kyuhyun pada Sooyoung. Sooyoung memegang dahinya.

“Aish, dasar pengemudi berandal.” Umpat Kyuhyun. Ia kemudian menoleh kearah Sooyoung.

“Dangsini dachindago? Apeuni itda? (Kau terluka? Ada yang sakit?)” Kyuhyun bertanya lagi ketika ia melihat Sooyoung memegangi dahinya sendiri.

“Ani, gwaenchaseumnida. Geunyang, jadongcha windou dangsin jjih-eu, Kyuhyun-ssi (Aku hanya terantuk kaca jendela mobil milikmu).” Balas Sooyoung sambil meringis pelan.

“Apakah perlu kita ke Rumah Sakit?” Tanya Kyuhyun lagi. Wajahnya menyiratkan kekhawatiran.

“Mueoseul wihaeseo(Untuk apa)? Gwaenchana, geugeoseun pilryeo eobseumnida (Tak apa, itu tak perlu).” Balas Sooyoung lagi sambil tersenyum, walau Kyuhyun tahu senyum itu dipaksakan. Sooyoung kemudian mengelus-elus dahinya yang terantuk kaca jendela mobil Kyuhyun dengan rambutnya.

“Hhh, arrata. Kita jalan lagi, ne?” tawar Kyuhyun. Sooyoung mengangguk pelan.

——————————————————————————————————————-

Mobil Kyuhyun terparkir di depan sebuah rumah tradisional (bayangkan rumah ‘Park Gaein’ di Personal Taste).

“Whoa! Ini rumahmu, Sooyoung-ssi?” tanya Kyuhyun takjub.

“Eum! Selamat datang di rumahku, Kyuhyun-ssi. Anggap saja rumah sendiri.” Ucap Sooyoung ceria.

“Ne.” Kyuhyun lalu membukan jok mobilnya dan mengeluarkan koper yang agak besar.

“Ah! Mari aku bantu, Kyuhyun-ssi.” Sooyoung mengambil koper Kyuhyun.

Kyuhyun menolak halus, “Aniyo, pilryeo eobseoyo.”

Sooyoung terdiam sejenak, namun segera tersadar dan membukakan pagar rumahnya.

“Geugeoseun mueosinda, Kyuhyun-ssi (Ada apa)?” Tanya Sooyoung saat sadar, Kyuhyun hanya mematung di depan bagasi mobilnya.

“Emm, baikheu (memar).” Kata Kyuhyun. Sooyoung mengangkat sebelah alisnya.

“Hhh, neo! Neoneun baikheu! Gwaenchanaseyo?” Sooyoung tertawa. ‘I saram (orang ini).” Batin Sooyoung.

“Nan gwaenchana. Geokjeonghajima (jangan cemas)!” Kyuhuyun mendecih pelan. ‘GR.’ Pikir Kyuhyun. “Ah, dwaesseoyo! Deuleogayo.” Pinta Sooyoung pada Kyuhyun.

Kyuhyun hanya menurut dan langsung menyeret kopernya.

Di dalam rumahnya, terdapat halaman yang luas. Ada taman, gudang, dan bangunan utama. Sejenak, Kyuhyun takjub. Namun, ia cepat-cepat membuyarkan lamunannya.

“Luas sekali…” Kyuhyun bergumam pelan. Sooyoung yang mendengarnya terkikik pelan.

“Biasa saja, Kyuhyun-ssi.” Bantah Sooyoung. Kyuhyun mengernyitkan dahinya.

“Jamsimanyeo (tunggu sebentar). Sooyoung-ssi kau,” Kyuhyun menggantung kalimatnya. “..Tinggal sendirian?” tanyanya kemudian.

Sooyoung terdiam sesaat sebelum akhirnya menjawab, “Tidak juga,” Kyuhyun makin mengerutkan dahinya.

“Ne?”

“Sebenarnya, aku tinggal dengan sahabatku disini. Namun, dia meninggalkanku.” Air muka Sooyoung berubah sedih.

Kyuhyun hanya mengangkat bahu dan kembali menyeret kopernya.

“YA!!” teriak Sooyoung.

“Mwoya?” Kyuhyun menjawabnya dengan santai. Aih, dasar laki-laki! Tidak mengerti perasaan perempuan!

“Kau peduli tidak, sih?” Kyuhyun mengangkat bahunya lagi.

“Kau bukan siapa-siapaku. Mana aku peduli?” kata-kata Kyuhyun menohok hati Sooyoung.

“Hhh,” gadis itu mendengus pelan. “Dwaesseoyo.” Lanjutnya yang kemudian berlalu dan masuk ke kamarnya.

“Ada apa dengan gadis itu?” Kyuhyun bergumam. “Ah! Geurae!” ucapnya yang baru teringat sesuatu.

Dia berjalan menuju pintu yang Sooyoung masuki sebelumnya. Kyuhyun lalu mengetuknya perlahan.

“Sooyoung-ssi. Jamsimanyeo, eodie nae bang-e? (Tunggu sebentar, kamarku dimana?)” Kyuhyun berkata pelan.

Sooyoung membuka pintu kamarnya dan menunjuk pintu di seberang kamarnya.

“Geu, geogi. Neoneun bangeyo, Kyuhyun-ssi­. (Itu, disana. Itu kamarmu.)”

“Uh? Arraseoyo. Gomawoyo.” Kyuhyun membungkuk sebentar dan lalu menyeret kopernya menuju ke kamar itu.

BLAM

Kyuhyun menutup pintu kamarnya sedikit keras. Itu menimbulkan suara berdebam yang lumayan nyaring.

“Heii! Kyuhyun-ssi! Jangan terlalu keras mentup pintunya!” Sooyoung berteriak dari dalam kamarnya.

“Ne! Mianhaeyo!” Kyuhyun ikut menyahut dari dalam kamarnya juga. Sooyoung menghela nafas.

——————————————————————————————————————-

-Sooyoung POV-

Hhh, apa-apaan orang itu? Tak peka sekali perasaaannya! Aku kan sudah bermimik sedih. Masa masih belum sadar juga sih?

Ya, aku memang memiliki seorang sahabat dulu. Namanya Seo Joohyun, atau lebih sering dipanggil Seohyun.

Aku bertemu dengannya kira-kira, 3 tahun yang lalu. Waktu itu, sedang musim dingin di Seoul. Aku yang saat itu berumur 18 tahun, melihat Seohyun meringkuk kedinginan di dekat sebuah toko roti.

-FLASHBACK-

“Heii? Sedang apa kau disana?” ucapku pada seorang gadis manis yang kedinginan itu.

“Ah! A-aku hanya ingin menghangatkan tubuh.” Balasnya pelan. Aku kemudian mendekatinya dan memberikan syal putihku dengan gambar pita biru besar.

“E-eh? Pi-pilryeo eobseo!” tolak gadis itu. Aku menggeleng. “Uh-uh! Agasshi, kau harus memakainya. Seoul sekarang memang sedang dingin sekali. Aku takut kau kedinginan.” Lirihku.

“Gamshamnida.”

“Hmm, cheonmaeyo.” Aku tersenyum kearahnya.

Aku terus berdiri di samping gadis itu. Sampai akhirnya, aku merasa suhu di Seoul semakin menusuk tulang. Aku lalu mengalihkan pandanganku yang tadinya terus mengamati jalanan, kearah gadis tadi.

“Emmm, agasshi. Apakah kau tak merasa, Seoul makin dingin sekarang?” tanyaku pada gadis itu.

“N-ne, Seoul semakin dingin!” ucapnya.

“Kalau begitu, ayo ikut aku!” seruku sambil menarik tangannya. Gadis itu terlihat kaget. Matanya melebar, mulutnya terbuka. Aku terkikik geli melihat tingkahnya. ‘Sepertinya, gadis ini lebih muda dariku.’ Pikirku.

Kurasakan gadis ini tak nyaman dengan perlakuanku. Aku menoleh, “Hey, ada apa?” tanyaku lembut.

“Aaa… Anda ingin membawa saya kemana?” tanya balik gadis itu. Aku tersenyum.

“Aku mau membawamu ke rumahku. Disana hangat. Kau tinggal bersamaku.. Errr..” aku menggantung kalimatku. Gadis itu tersenyum manis. Sangat manis, aku sampai tak berani tersenyum. Karena pasti aku akan terlihat buruk dibandingkan dengan gadis ini.

“Jeo ireumeun, Seo Joohyun imnida. Panggil saja Seohyun, eonnie.”

“Eonnie? Umurmu berapa?” tanyaku pada Seohyun, ketika dia memanggilku Eonnie.

“Aku 17 tahun.” Ucapnya yang lalu tersenyum manis –lagi. Aku semakin merasa jadi buruk rupa.

“Ah, kalau begitu aku akan memanggilmu, Seohyunie. Umurku 18 tahun.” Aku melihat dia mengangguk mengerti.

“Tapi, eonnie. Apakah orang tuamu akan mengizinkan aku tinggal di rumahmu?” aku menoleh ke arah Seohyun.

“Hahh, appa sedang ada di Paris. Mengurus pekerjaan.” Seohyun terlihat kaget.

“Hee? Jadi, eonnie tinggal sendirian?” aku tertawa. “Eo! Aku tinggal sendirian. Maka dari itu aku ingin menajakmu tinggal bersamaku.”

“Geundae. Eomma eonnie dimana?” kata Seohyun. Aku tertunduk, dan lalu bergumam, “Dia sudah pergi.”

“Oh, mianhaeyo, eonnie.”

“Dwaesseoyo. Kajja! Yeogi neomu chuwo (disini sangat dingin)!!” ajakku. Seohyun menggangguk kecil.

-FLASHBACK OFF-

Aku tersadar dari lamunanku ketika mendengar suara ketukan pintu.

TOK

TOK

“Nuguseyo?” tanyaku. Aku berjalan menuju pintu kamarku.

-TBC-

A/N: Eotteyo? Inilah part 1nya! Jelekkah? Gajekah? Oya, covernya itu terlalu silau nggak ke mata? Kalau iya bakal aku ubah :D. Hope you like it! RCL needed. Gomawo, readiee 🙂